GUNAKAN HATI UNTUK BERSIKAP DAN MENYIKAPI KEHIDUPAN

Asalamualaikum bismillahirohmanirrohim,,
Semoga kita sebagai mahluk allah senantiasa selalu di berikan kelapangan hati dan kebersihan hati.

Kali ini artikel yang di buat saya khususkan untuk diri saya pribadi sebagai gambaran tentang sebuah pemaknaan pentingnya diri kita untuk selalu mengingat allah serta menjernihkan fikiran kita terhadap hal hal yang menyimpang dengan berprasanka buruk dan negatif. Karna itu semua adalah sebuah pola dasar kita membentuk tentang kita Dalam bersikap dan menyikapi sebuah keadaan serta kondisi.


Di jalan yang serba digital ini, sebagai mahluk allah sering kali mata kita tertipu dengan zahirnya. Sedangkan yang kita ketahui bahwa orang yang dekat dengan allah, selain dari para rosul dan nabi-nabinya itu adalah para aulia para kekasih allah, semata mata mereka mencari ridho allah serta meminta petunjuk dari allah saw agar bisa bertemu dengan jalanya.

Dan tidak kalah penting di sini saya akan sedikit mengulas sebuah sejarah di mana di kitip dari cerita imam al-gozali ahli dalam ilmu-ilmu dan hukum-hukum beliau pernah di suatu ketika pada saat sholat berjamaah dan sebagai imam sholat bersama adiknya, beliau terfokus dalam sholat , dalam sebuah bacaan doa yg menerangkan bab haid atau darah , oleh karnanya waktu sholatnya beliau tidak bisa khusuk dengan ibadahnya beliau terniang dari isi surat yang di baca tersebut menjadikan pola pemikiran yang kurang begitu enak karna dalam sholatnya beliau membayangkan melihat darah haid . Dan usai salam beliau pun di ceritakan dalam kisahnya adiknya menyaut kenapa imam al-gozali kenapa pada saat sholat engkau berfokus kepada darah bukankah engkau seharusnya berfokus kepada allah saat engkau beribadah. Dan imam al -gozali tersentak kaget keheranan mengapa adik beliau begitu peka terhadap apa yang terlintas dalam benak sholatnya itu. Setelah kejadian itu beliau beristifar kepada allah. setelah kejadian itu dari adiknya ia pun mendapatkan belajaran berharga sepengal kisah di atas yang mungkin bisa saya kita  petik adalah bukan hanya kita yang belajar agama tentang ilmu-ilmu dan hukum-hukum nya saja,

 tapi saya pribadi yang seharusnya belajar agama dan mensifati maknanya, Untuk bisa di ambil hikmah untuk pegangan diri menyikapi dan bersikap secara positif tak harus mengambil ilmu yang di ketahui sebagai pengetahuan semata, tapi penerapan hikmah yang di ambil secara monotone sesuai contek nya itu kurang begitu efektif. Karna kita tidak tau apapun tentang kebenaran penilaian pribadi kita mungkin belum tentu benar karna itu adalah presepsi yang di olah melalui akal. Tapi yang perlu kita ambil dari sudut pandang kita tentang ilmu adalah sisi positif yang bisa kita ambil dan kita bisa memaknai sesuai dengan pengetahuan itu, penerapan untuk pribadi kita bisa di kumpulkan . Secara dzohir perubahan itu sangat lah mustahil tapi hidayah itu mesti di jemput dengan berbagai cara dan metode bisa di paksa kepada diri kita agar kedepan menjadi sebuah hal biasa dan membiasakan butuh proses jadi janganlah putus asa karna allah memberikan petunjuk dan kita cuma menjalaninya, terpenting niat kita awal itu kepada allah adalah kebaikan serta nilai manfaat yang bisa di lakukan selagi masih di dunia fana ini, bila mana allah membuka jalanya kita akan semakin di tunjukan pintu-pintu yang membuat kita semakin tergugah dalam menjalani kehidupan ini dengan rasa syukur yang bisa di rasakan oleh batin kita.

mungkin akal bertentangan dengan sebuah arah hati tapi bila mana kenikmatan yang di rasa mulai tumbuh kita akan takut rasa itu hilang, di ambil kembali. Karna tidaklah mudah amanat titipan allah itu di berikan kembali kalo kita tidaklah menjaganya tetap ada. 
Semoga pribadiku kelak bisa bermanfaat karna rasa syukur (kebesaran allah memberikan kewelas asihanya kepadaku), orang yang banyak dosa tidak luput akan kesalahan tapi allah selalu beri petunjuk dengan caranya, dari setiap hari tikdaklah mudah saya menerapkann tp saya akan berusaha sebisa mungkin agar menjadi kebiasaan berlaku tidak untuk penilaian tapi berlaku karna pertanggung jawaban saya berusaha belajar lebih baik agar bisa menjadi kebiasaan yang tidaklah membuat saya menjadi menyiakan waktu yang nantinya akan terlewat. Tidak ada kata terlambat setelah kesadaran itu tumbuh karna semua itu adalah bentuk izinnya allah serta rahmat darinya. Karna hari esok mungkin tidaklah ada yang tau , Ada sisi positif yang bisa di ambil manfaat serta ilmu sebagai pondasi melatih lebih baik , bukan dari kejadiannya saja akan lebih pentingnya buntuk diri kita akan tetapi nilai dan mensifati allah sebagai bentuk pengingat kita akan kita sebagai mahluk yang di ciptakan.

Nikmati hujan dengan kenyamananmu mungkin karna esok semua akan di butuhkan pada waktunya di saat yang tepat . Jadi simpanlah rapat2. 

Lihatlah petir yang datang bersama hujan
Atau lihatlah pelangi yang muncul 
Semuanya ada maksud dan tujuan di setiap kejadian ada pesan darinya yang di dengar oleh hati yang perlu di dengarkan.


 
Hasbunallah wanikalwakil nikmalmaula wanikmal nasir la haula wala kuwata ila bilahil adhil hil adhim..

Read more

Mengenal Hakikat Ma'rifat Kepada Allah

Allah selalu menyertai seluruh makhluk-Nya,InnAllaha ma’akum ainama kuntum. Allah selalu bersama kalian semua di manapun kalianberada. Nah, perihal kesertaan-Nya ini sulit dimengerti jika kalian belum faham, belumkenal dengan Sifat Allah. “Mana, katanyaAllah bersama kita, di mana?” Kita ma’rifat kepada Allah itu ada dua macam, ada ma’rifat bidzatillah dan ma’rifat bishifati wa asma’illah.

Bagi umumnya manusia di alam dunia ini, hanya bisa mengenal kepada Allah SWT Sifat-Nya dan Asma-Nya saja. Sifat Qodrat (Kuasa), Irodat (Berkehendak), Sama’ (Mendengar), Bashor (Melihat), itu bisa kita kenal.

Dan memang penglihatan maupun pendengaran-Nya begitu luas meliputi segala makhluk. Meliputi atau mencakup seperti mata kamera. Nah, mata dari kamera tersebut meliputi seluruh yang ada di sini meskipun kalian duduk di sudut ruangan ini bisa diliput dengan kamera tersebut. Itu namanya penglihatan Allah SWT.

Pendengaran Allah SWT juga meliputi seluruh makhluk di manapun berada. Peliputan Allah, penglihatan Allah, pendengaran Allah tersebut aqrobu min hablil warid (lebih dekat dari pada urat leher kita). Urat leher itu apa? Ini bisa dijadikan gambaran karena urat leher adalah pusat kehidupan manusia. Jika urat ini terpotong matilah kita dan urat leher (urat nadi) ini sebagai alat peredaran darah dari kepala sampai jantung sehingga bila ada otak belakangnya yang pecah dinamakan orang itu stroke.

Orang yang dimikian ini sudah tidak bisa mengucapkan apa-apa, bahkan kadang-kadang mulutnya jadi bencong karena otak belakang untuk peredaran darahnya pecah. Nah, Allah lebih dekat kepada kita dari pada urat leher kita sendiri itu. Qodrat-Irodrat-Nya, Sama’-Bashor-Nya lebih dekat dari pada itu sehingga masuk ke jantung kita. Dengan demikian gerakan jantung, denyutan jantung tersebut bukanlah kita yang menggerakkannya, tetapi Allah, yang berada lebih dekat dari urat leher kita sendiri.

Kita telah sering yakin, kitapun telah banyak tahu bahwa semuanya akan kita jawab dengan kata ‘Allah’, tapi terkadang rasa (perasaan) kita belum bisa menerima [belum pas dengan keyakinannya]. Dalam otak kita tumbuh keyakinan akan adanya Allah setelah mendengar para Kyai yang membacakan kitab tauhid bahwa “Al-makhluqotu mu’alaqotun biqodrati wa iraodatillah” (Semua makhluk berhubungan dengan ketentuan dan kehendak Allah).

Jika Kyai kuno memaknainya dengan ‘gumantung’ (bergantung), yaitu bergantung kepada Qodrat dan Iraodat-Nya Gusti Allah, maka arti bergantung itu adalah berhubungan. Bisa diartikan pula dengan ketergantungan kepada kehendak dan ketentuan Allah. Perasaan ini perlu kita telusuri, apakah perasaan seperti ini ada di otak atau ada di perut.
Read more