Hakikat Surat Al-Fatihah

 Ia Menyatakan DIRI

BISMILLAH........
Menjadi ia diriNya 

AR-RAHMAN  
Ya Muhammad, engkau jua keadaan 

YA RAHIM...
Ya Muhammad engkaulah kekasihKu. Tiada yang lain.
ALHAMDULILLAH.....
Ya Muhammad yang membaca Fatihah itu Aku. Yang memuji itu pun Aku. Alhamdulillah itu Ya Muhammad Sholatmu ganti SholatKu tempat memuji DiriKu sendiri.

RABBIL 'ALAMIN.......
Rabbul Alamin itu Aku Tuhan Sekalian Alam.

AR RAHMAN – AR – RAHIM......
Ya Muhammad yang membaca Fatihah itu Aku yang Memuji itu pun Aku juga.

MALIKIYAU MID DIIN.......
Ya Muhammad Aku Raja Yang Maha Besar...engkaulah kerajaannya.

IYYA KANA’ BUDU........
Ya Muhammad yang sholat itu Aku. Aku memuji DiriKu Sendiri..

WA IYYA KAA NAS TAA 'IIN...
Ya Muhammad tiada kenyataanKu jika engkau tiada

IH DI NASH SHIROTHOL MUSTAQIM...
Ya Muhmammad, Awal dan Akhir itu Aku

SIROTHOLADZINA AN 'AM TA 'ALAIHIM..
Ya Muhammad sebab Aku mencintai engkau ialah karena engkau itu kekasihKu.

GHAI RIL MAGHDU BI 'ALAI HIM..
Ya Muhammad Aku jadi Pemurah padamu karena engkau itu kekasihKu

WA LADH DHAL LIN...Ya Muhammad jika tiada Aku maka tiadalah engkau..

AMIN..
Ya Muhammad Rahasiamu itu Rahasia Aku.

Yakni yang disembah itu tiada suatu juapun didalamnya melainkan Tuhanku. Maka apabila Sholat ghaiblah didalamnya. Apabila ghaib ESA-lah ia dengan Tuhannya.

Yang Sholat itu tiada dengan lafaz dan maknanya dengan citarasa, yang sholat amat rapat kepada Zat Yang Esa dengan kata ALLAAHU AKBAR.

Maka barangsiapa masuk didalam Sholat tiada SERAH Tubuh dan Nyawa-nya maka kekallah Sifat dengan Tuhannya – tiada meng-Esakan dirinya dengan Tuhannya. Sabda Nabi SAW:

Tatkala kamu Takbiratul Ihram membuangkan lafaz dan makna melainkan Wujud Mutlak semata-mata.

Read more

Shalat Sunnah Lidaf'il Bala' (Rebo Wekasan)

Bagi para ikhwan Thoriqoh Qadiriyah Naqsyabandiyah, pelaksanaan Shalat Sunnah Lidaf'il Bala' bukanlah hal yang asing. Seperti yang diajarkan Pangersa Abah Anom ( Syekh Ahmad Shohibul Wafa Taajul Arifin RA ), shalat itu dilaksanakan ba'da shalat Isya dan sebelum shalat Subuh.

Shalat Sunat Lidaf'il Bala' merupakan shalat sunnah yang bertujuan mencegah atau menolak berbagai bala dari mana pun. Karena datangnya bala itu ternyata selalu tiba-tiba dan tidak pernah memberi tahu, apalagi SMS, maka para ikhwan dan akhwat merasa perlu untuk menjalankannya secara rutin.

Khusus pada hari Rabu disetiap akhir bulan Shafar, Pangersa Abah Anom juga telah menyerukan dalam pertemuan para Wakil Talqin pada hari Rabu tanggal 25 Februari 2009 dan dilaksakan ba'da shalat Isroq, Istiadzah, dan Istikharah, sebanyak empat rakaat. Bisa dengan dua salam atau satu salam. Di setiap rakaat, kita dianjurkan membaca surat Al-Kautsar sebanyak 17 kali, Al-Ikhlas sebanyak lima kali, Al-Falaq sebanyak satu kali, dan surat An-Nas sebanyak satu kali sebagaimana dijelaskan dalam kitab Sunnanul Mardhiyah karya Syekh Abdul Ghouts Saefullah Al-Maslul hal 50.

Adapun kaifiat pelaksanaannya sebagai berikut :
Sebelum memulai shalat mengucapkan istighfar sebanyak 3 kali sebagai berikut :

"Astaghfirullahal ’azhiim alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaiih, taubatan ’abdin dzhoolimin la yamliku linafsihi dhorron walaa naf’aan, wala mautan, walaa hayaatan, walaa nusyuuron.”
Artinya : “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan Maha Tegak dan aku bertaubat kepada-Nya. Taubat hamba yang zhalim, yang tidak bisa menguasai dalam dirinya kemadharatan yang ada padanya, kemanfaatannya, matinya, hidupnya, dan pada waktu dikembalikannya.”
Niat Shalat Sunnah Lidaf'il Bala':

"USHOLLI SUNNATAN LIDAF'IL BALAA'I ROK'ATAINI LILLAHI TA'ALA"
Artinya : “Aku berniat shalat sunah lidaf’il bala dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Setelah selesai shalat sunat kemudian berdo'a sebanyak 3 kali, dengan lafadz doanya sebagai berikut :

“Bismiillaahiirahmaaniirahiim, yaa syadiidaalquwwaa wa yaa syadiidaalmihaali, Allahumma innii a’udzuubika bikalimaatikat taammaati kullihaa minar riihil ahmari waminad daa-il akbari fin nafsi waddami wallahmi wal’udzmi waljuluudi wal’uruuqi subhaanaka idzaa qhodhoita amron an taquula lahuu kun fayakuun (Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar) birrohmatika yaa arhamarrohimiin.”

Artinya : “Ya Allah, dengan kalimat-Mu yang sempurna, sesungguhnya aku berlindung dari Riihil Ahmar (Angin Merah) dan dari cobaan yang besar dalam diri, dalam darah, dalam daging, dalam tulang, dan dalam setiap tetes keringat. Maha Suci Engkau (Dzat Yang) jika Engkau menghendaki sesuatu maka Engkau berkata padanya : ‘Jadilah’, maka jadilah. (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

 Kebiasaan melaksanakan shalat Lidaf'il Balaa' pada hari Rabu dipenghujung bulang Safar dinukil dari kitab Al-Jawahir Khomsi (halaman 51-52) dan juga kitab Kanzunnajah. Inti pesan yang disampaikan Syekh Al-Kamil Fariduddin Sakrajanji, "Saya telah melihat dalam aurad Al-Khawaja Mu'iduddin Q.S, sesungguhnya dalam setiap tahun Allah SWT menurunkan 320.000 bala' penyakit dan seluruhnya di hari Rabu akhir di bulan Safar. Maka hari tersebut merupakan hari yang tersusah dari hari-hari yang lain dalam satu tahun".
Read more

5 Kunci Sukses dalam ALFIYAH IBN MALIK

“Thalabul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimin wa muslimatin”.
“Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal lahdi”.

Dua hadis ini rasanya tidak asing lagi di telinga orang pesantren sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi). Sejak madrasah ibtidaiyah (MI) dulu ustadz/ustadzah sudah mengenalkan dua hadits tersebut. Kalau masa sekarang (mungkin) sejak masa taman kanak-kanak (TK) sudah dikenalkan.
 
Namun, bagaimana cara kita untuk bisa mencapai derajat yang tinggi dalam mencari ilmu? Dalam hal ini, Ibnu Malik Al-Andalusi dalam kitab Alfiyah-nya mesdiskripsikan cara itu. Ada lima syarat yang bisa mengantarkan seseorang (thalibul ‘ilmi) pada derajat yang tinggi. Lima point tersebut yang nantinya akan membedakan antara thalibul ‘ilmi yang taat dan tidak. Hal itu beliau torehkan dalam bait syair Alfiyah-nya yang berbunyi:

“Bil jarri wat tanwini wan nida wa al # wa musnadin lil ismi tamyizun hashal”

Artinya, seorang thalibul ‘ilmi harus mempunyai dan bersifat, pertama, jar. Dalam artian tunduk dan tawadduk terhadap semua perintah (baik dari Allah SWT maupun pemerintah). Sesuai dengan apa yang difirmankan Allah swt. yang berbunyi, “athi’ullaha wa athi’ur rasul wa ulil amri minkum”.

Kedua, tanwin. Artinya kemampuan (baca: niat) yang tinggi mencari ridha Allah SWT. Dengan adanya kemauan yang tinggi seorang thalibul ‘ilmi akan mencapai apa yang ia inginkan. Sesuai dengan apa yang di sabdakan nabi Muhammad saw. yang datangnya dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khattab r.a. bahwa nabi Muhammad saw. pernah bersabda yang bunyinya, “innamal a’malu binniyati, wa innama likullimriin ma nawa… (al-Hadits)”.

Ketiga, nida’. Artinya dzikir. Setelah adanya niat yang baik untuk mencapai tempat yang layak di sisi Allah swt., seorang thalibul ‘ilmi diharapkan berdzikir mengingat-Nya. Dengan ini, niat awal tidak akan menjadi ‘ashi (bis safar/fis safar).

Keempat, al, yang berarti berfikir. Karena berfikir manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari makhluk Allah lainnya. Maka dari itu, setidaknya seseorang yang ingin menggapai sesuatu seyogyanya menggunakan akal pikirannya sebaik mungkin, dengan tidak menggunakannya pada jalan yang salah, tidak berpikiran licik. Tidak seperti apa yang jamak dilakukan para aktivis yang kadang menggunakan akal pikirannya untuk mengkorup uang bawahannya, instansi, dan sejenisnya.

Kelima, musnad ilaih. Beramal nyata (ikhlas). Cara yang kelima ini merupakan puncak dari semuanya. Dengan ikhlas semuanya akan gampang.

Sejatinya lima konsep di atas tidak hanya untuk thalibul ‘ilmi semata, akan tetapi lima konsep tersebut juga untuk merka yang ingin menjadi lebih baik dan lebih maju, termasuk para pemimpin kita yang berada dalam masa krisis.
Read more

Riyadhah Dalam Thariqah

Riyadhah, atau disiplin asketis atau latihan kezuhudan dipahami oleh ibnu Arabiy sebagai:; " tahdzibul akhlak (pembinaan ahklak) yaitu tankiyyatuha watathiiruha mimma laa yaliiku biha " (penyucian dan pembersihan jiwa dari segala hal yang tidak patut untuk jiwa).

Karena itu riyadhoh adalah alat dan bukan tujuan. Disamping istilah Riyadhah ,para ulama Tasawwuf juga menggunakan istilah ‘mujahadah’. Imam qusyairi menempatkanya dalam rangkaian maqomat atau madarij arba as-saluk.

Sedangkan Abdul Wahab Sa’roni menempatkanya sebagai bagian dari Adab al-murid Finafsihi (etika murid terhadap diri sendiri). Para ulama thoriqoh melandaskan riyadhoh atau mujahadah ini pada banyak ayat Alqur’an hadist Rosululloh dan penuturan pengalaman para ulama tashowuf.

1. Landasan ayat Al-Qur'an yang dijadikan pegangan tentang Riyadhoh dalam Thoriqoh antara lain:
Firman Alloh : " wa amma man khofa maqoma robbihi wa nahannafsa a’nil hawa faa innal jannata hiyal ma’wa (ma’wa tempat tinggal) " (QS An najiat:40-41)

Demikian pula ayat lain :
" Walladziini jaahaduu fiina lanahdiyannahum subulana wa innalloha lama’al muhsiniin " (Qs Al ankabut 69)

Adapun hadist yang di jadikan landasan adalah penegasan Rosululloh yaitu tentang fungsi kerosulanya;
1. " innama buistu li utammima makarimal akhlak " (HR Baihaki dari Abu Hurairoh).
2. " afdolull jihad kalimatu adlin inda shultonin jaiirin " ( Jihad yg paling utama adalah mengemukakan kata keadilan dihadapan penguasa yg semena mena ). (HR Abu daud)

Mengemukakan keberanian di hadapan penguasa dzolim tentu membutuhkan keberanian dan tidak takut kecuali dengan Alloh . sifat ini tidak mungkin menjelma bila kita masih dikuasai hawa nafsu dan cinta dunia.

2. Urgensi riyadhoh atau mujahadah dikemukakan oleh banyak ulama,

1. Abu Ali ada-daqok guru imam Qusyairi, menyatakan : " Man jayyana dhohirohu bil mujahadah (riyadoh) hassanallohu sarooirohu bil msyahadah, wa’lam anna man lam yakun fi bidayatihi shohiba mujahadatin lam yajid min hadihit thoriqotihi " ( Siapa yang menghiasi lahiriyahnya dengan mujahadah(riyadoh) Alloh memperindah bathinnya dengan kemampuan musyahadah (menyaksikan ke Agungan Alloh denga hatinya, menyaksikan yang ghoib sejelas yang di lihat mata lahiriyahnya) Dan ketahuilah bahwa siapa yang pada awalnnya tidak mujahadah, maka ia tidak akan mencicipi semerbak aroma wangi dalam Thoriqoh ).

2. Abu Usman aL-Magribi berkata: " Man donna annahu yuftahu lahu sa’iun min haadhihit thoriqot au yuksafa lahu an syai’n minha illa bilujumil musyahadah fahuwa mukhtiun " ( Siapa yang mengira bahwa ia akan di bukakan sesuatu untuknya thoriqoh ini atau disibakkan sedikit saja dari thoriqoh ini tanpa mujahadah sungguh ia keliru ).Ungkapan populer (al haroka barokah juga bisa di pahami dalam kontek riyadhoh ).

3. Abu Ali addaqqoq berkata : ”Harokatuddowahir tujibu barokatus sarooir “ ( gerakan tubuh lahiriyyah "mujahadah riyadhoh" menghasilkan keberkahan pada jiwa ).

4. Yahya bin mu’adz sebagai mana di kutip imam Al Ghojali menegaskan : " a’daul insan salasatun dunyahu wasaithonun wanafsuhu fahtaris minaddunyahu bijjuhdi wa minassyaithonu bimukholafatihi waminannafsi bittarkissahawat ". Arriyadotu ala arbaati aujuhin : al quutu minatto’am walgomdu minal manam walhajatu minal kalam wal hamlul ada min jamiil anam fayatawalladu min killatit to’am mautussahawati wamin killatil manam shofwul iroodaah wamin killatil kalam assalamatu minal aafat wamin ihtimaalil adaa albulugu ilal gooyaat :

3. Riyidhoh dalam Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah
Riyadoh itu mencakup 4 aspek
  1.     Mengurangi makanan pokok
  2.     Mengurangi tidur
  3.     Mengurangi bicara yg tdk perlu
  4.     Menanggung derita karena di ganggu banyak orang.
Target mengurangi makan supaya mengendalikan keinginan liar yang menjerumuskan, target sedikit tidur bersihnya berbagai keinginan, target sedikit bicara selamet dari berbagai bencana,target menanggung derita diganggu banyak orang adalah sampai tujuan.

Didah Residah Mubaroq salah seorang puteri KH. Abdullah Mubaroq Bin Nor Muhammad RA, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, menjelaskan riyadhoh yang bisa di amalkan antara lain :

    40 malam mandi 40 x tiap tiap malam
    40 malam melek / tidak tidur
    40 hari berpuasa
    40 hari tidak makan nasi)
    40 hari tidak makan garam
    40 hari tidak minum
    40 hari Kholwat gak boleh ketemu orang sama sekali.
    40 hari tidak boleh bersentuhaan dengan wanita, sekalipun anak kecil.
    40 hari lisan tidak bicara (tapa bisu)

Riyadhoh yang di ajarkan oleh Sulthon Aulia fii hadza Zaman Syech Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin QS, Kepada ikhwan TQN SURYALAYA kurang lebih sama dengan riyadhoh yang di ajarkan pangersa Abah Sepuh RA. Riyadhoh ini secara umum tidak di berikan oleh mursyid kepada Murid kecuali murid yang meminta.

Ingat ! Jangan pernah mengamalkan riyadhoh tanpa ijazah dari seorang mursyid dan juga  jangan pernah meminta riyadhoh kepada selain mursyid atau orang yang tidak di beri otoritas oleh mursyid. Riyadhoh dan do’anya adalah satu paket.
 
4. Pelaksanaannya Riyadhoh sbb:

Bangun setiap malam dari jam 2.00, paling telat jam 3.00 wib,selama 40 hari.Dasarnya Firman Alloh : ( QS Al-Baqoroh;222)
1. Bangun Tidur
  1. Doa sebelum mandi ( masuk jamban ):"A'udzubillahi minal khubusi wal khobais"
  2. Diawali dengan mandi taubat, Dengan niat : "Robbi anzilni munzalan mubarokan waanta khoerul munziliin"
  3. Setelah mandi (keluar jamban) : " Alhamdulillahi ladzi adzhaba aniyaladza wa'afani ashshadu anla ilallaah wa ashadu anna muhammadarrosululloh ".
2. Sholat
  1. lalu shalat syukrul wudhu 2 raka'at: Usholli sunnatan syukrul wudhu rok'ataini lillahi ta'ala Allohu Akbar.
  2. Sholat tahiyatul masjid 2 raka'at: Usholli sunnatan tahiyatal masjid rok'ataini lillahi ta'ala Allohu Akbar
  3. Shalat taubat 2 raka’at: Usholli sunatat taubati lillahi ta'ala Allohu Akbar
  4. Shalat tahajud (boleh 6 atau 8 roka'at): Usholli sunnatat tahajudi rok'ataini lillahi ta'ala Allohu Akbar
  5. Shalat tasbih 4 raka,at : Usholli sunnatat tasbihi rok'ataini lillahi ta'ala Allohu Akbar
  6. Shalat witir 11 paling sedikit 3 raka’at: Usholli sunnatal witri tsalatsa lillahi ta'ala Allohu Akbar
  7. Dilanjutkan dzikir jahar 165 x (dengan cara yang biasa), lalu dzikir khofi sebanyak-banyaknya (dengan cara yang biasa) sampai subuh.
3. Doa Khusus

Setiap riyadhoh yang di ajarkan kepada murid selalu di iringi do’a khusus yang di berikan secara khusus pula oleh mursyid. Do’a itu menjadi simbol support mursyid bagi murid . Di samping itu, pada redaksi do’a riyadhoh terdapat tsamroh / hasil bila riyadhoh telah di tunaikan dengan baik. Untuk do’a mandi taubat do’anya tertera pada QS Al Mu’minun ayat 29.

4. Tidak makan nasi ikan dan daging
Dasarnya:  Persoalan makan adalah mubah, tak tampak pahala atau dosa. Bila makan di niatkan untuk ibadah maka akan medapatkan pahala. Bila meninggalkan makan diniatkan untuk ibadah, kita juga dapat pahala.
Pelaksanaan tidak makan nasi, daging dan ikan selama 40 hari 40 malam. Boleh makan telur dan madu.
Do’a : Allohumma yassir alayyal yusrol ladzi yassartahu a’la kastsiirim min i’baadik, wa agnini bifadlika ‘amman siwaaka. 

5. Puasa kifarat.
Dasarnya : Sabda rosululloh : man shoma yauman fi sabilillah ba’adal llohu yaumal kiyamah wajhahu a’ninnari sab’iina khoriifa (HR. Bukhori)
Pelaksanaan puasa pada hari selasa, rabu dan kamis. Pada malam jum’at tidak tidur dari matahari terbenam sampai terbit fajar(sholat Subuh) di lakukan selama 7 pekan.
Pada malam jum’at membaca do’a berikut sebanyak 129x : Allohu lathiifun bi i’badhi yarjuqu mayasyaa wahual qowiyyul aziz (As-syuro 19)
Puasa 13 hari dan melek 36 jam tidak boleh  menyender
Melek sehari tidur hanya 2 jam

6.Tidak tidur malam jum’at ( untuk salat dan dzikir )
Dasarnya: " innal muttaqiina fii jannatiw wa’uyuunin a’hidiina maa aatahum Robbuhum innahum kaanuu qobla dzalika muhsiniinaa kaanuu qoliilam minallaili ma yahjauun wabil ashaari hum yasstaghfiruuna wafii amwalihim haqqo lissa,ili walmhruum "

Artinya : sesungguhnya orang orang yang bertakwa berada di dalam taman taman (surga) dan dimata air mata air, sambil mengambil apa yg di berikan kepada mereka oleh tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang orang yg berbuat baik ; mereka sedikit sekali tidir di waktu malam ; dan di akhir malaam mereka memohon ampun (kepada Alloh ) dan pada harta harta mereka ada hak untuk orang miskin yg meminta dan orang miskin yg tidak mendapat bagian (QS Adz-Dariyat 15-19).

Menurut ayat di atas, sipat atau karakteristik orang yang bertaqwa adalah ( kanuu qoliilim minal laili maa yahja’uun) sedikit tidur di waktu malam. Yakni melaksanakan salat, dzikir dan munajat kepada Alloh. Kata( yahja) sedikit berbeda dengan (yanam) kalau kata yahja sedikit tidur dan itu sebaliknya. Pengamalannya setiap malam jum’at tidak tidur dari matahari terbenam sampai terbit fajar, kurang lebih selama 1 tahun doa yang dibaca setiap malam jum'at sbb: Do’a yg pada malam jum’at

    Membaca fatihah kepada N Muhammad, Nabi khidir, N Ilyas, N Sulaiman.
    Membaca al fatihah, al ikhlas 3x,al falaq 1x, dan al nas1x.
    Membaca do’a berikut ini sebanyak 103x

" bissmillahir rohmaanirrohiim allohumma anntal awwalu falaisa qoblaka syaiun, wa antal akhiru falaisa ba’da syaiun wa antal a’liim. Wa antal qodiru innaka a’la kullisyaiin qodiir. Allohumma robbana anjil a’laina maaidatam minassamaaitakuunu lana ‘idal liawwalana wa ahiriina wa ayatan minka warjuqnaa wa annta khoirurrojiqiin "

Artinya : Ya Alloh Engkau maha awal tak ada apapun sebelum Engkau. Engkau maha akhir tak ada apapun setelah Engkau. Engkau maha mengetahui sungguh Engkau maha mengetahui atas segala sesuatu . Engkau maha kuasa sungguh Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.
Ya Alloh Ya tuhan kami turunkanlah pada kami suatu hidangan dari langit (yg hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda kekuasaan bagi Engkau. Beri rijqilah kami dan Engkaulah pemberi rizqi yang paling utama. (QS Al-maidah 114)


7. Jaya Sampurna
Dasar : Sama seperti melek malam jum’at

    Doa ya subbuhun 21x dengan menahan nafas, arahkan pada posisi diatas susu sebelah kiri
    Doa ya quddusun 21x dengan menahan nafas, arahkan pada posisi susu sebelah kanan
    Ya robbi aksyif li hadzal qolbi 21x dengann menahan nafas
    Ya a’limal ghoibi wasy syahadah 21x dengan menahan nafas arahkan pada posisi tengah dada
    Illallooh 21x arahkan pada posisi dibawah susu kiri
    Alam taro ilaa robbika kaifa maddzad dhilli 21x dengan menahan nafas

8. Tidak bersentuhan kulit dengan lawan jenis (Hizb saefi Yamani)

5. Mengenal Puasa Abah Sepuh
Puasa Abah Sepuh memang jarang sekali yang mengetahuinya, diantarannya adalah puasa mujahadah, ketika kita akan melaksanakan puasa mujahadah, Abah Sepuh melarang untuk ngomong-ngomong atau bilang sama orang lain bahwa kita sedang puasa, kecuali orang yang ada dirumah.

Yang dimaksud puasa mujahaddah tersebut adalah tidak menolak suatu pemberian orang lain dan tidak meperlihatkan suatu amal kita kepada orang lain selain orang yang ada dirumah misal ketika kita puasa sunah mujahadah ada orang yang menawarkan minuman dan makanan dari orang lain yang tidak tahu kita berpuasa, maka makanlah apa yang telah mereka berikan kepada kita, sebab itu adalah rizqi kita dan penghormatan kepada si pemberi jangan sekali kali kita mengatakan saya sedang berpuasa. Inilah puasa Mujahadah

Menurut cerita Pangersa aang cianjur (wakil talqin) ketika disuruh oleh Abah Sepuh untuk melaksanakan shoum ( puasa ) dan menggarap sawah. Diam-diam Abah sepuh menyuruh orang untuk membawa makanan setiap akan dzuhur, 3 hari pertama Pangersa aang merasa kebingungan dan Abah Sepuh berkata, "balikan deui euy puasa teh" ( balik lagi puasanya ang ) Didalam kebingungan itulah Abah Engkos menjelaskan kepada Pangersa Aang, Bahwa puasa mujahadah itu adalah puasa menjaga hubungan manusia ( hablum minnas ) dan menanamkan sifat husnudzon kepada Manusia dan Sang Khalik.

Kalau kita laksanakan... subhanalloh mengandung efek psikologis yang sangat baik sekali untuk memantapkn dzikrulloh dan suatu pembelajaran, bahwa ketika kita melaksanakan puasa mujahadah tetap berhubungan dengan hablum minnannas ( hub sama manusia ) dan menanamkan sifat husnudhon

Menurut H Wenda Menantu nya Pangersa Abah.
Bahwa kalau kita melaksanakan Riyadhoh dengan disertai amaliyah dzikir, manfaatnya sangat Dasyatnya, jantung bisa berdetak sinergi, seluruh tubuh bisa kedutan dan bergetar, qolbu terasa hangat, pikiran plong seperti tidak ada beban, kuku terisi dzikir, 360 lebih sendi terisi dzikir, rambut pun bisa bergerak,  sakit bisa jadi nikmat, otak tidak akan menciut dan sebagainnya

Ada juga riyadohoh yang diberikan Pangersa abah kepada H Wenda yaitu :

1. Riyadhoh setiap malam jumat di Pesantern Suryalaya pergi kamis siang, pulang ba'da jum'atan, 40 jum'at tidak boleh putus kira-kira 8 bulan terus menerus

2. Ibadahnya :salat ashar dzikir khataman, magrib dzikir khataman, isya dzikir khataman, diteruskan ke atas dzikir di makam pangersa Abah sepuh, lanjut lagi manaqiban, istirahat 2 jam, lanjut mandi taubat jam 12 lewat. masuk mesjid slahat sukrul wudhu, tahiatul masjid, salah hajat, tahajud, shalat tasbih,shalat sirrullah shalat (........Khusus )salat witir, lanjut dzikir sampai teler, baru tawajuh sampai tarhim. Dilanjut shalat subuh, setelah itu ikut di talqin lagi,

3. Ngaras sambil bawa aqua ke pangersa Abah, cium tangan dan kaki , lanjut sarapan pagi, istirahat sampai jam 10 pagi, lanjut madi lagi, jam 11 masuk masjid ikut Dzikir sampai azan Shalat jumat, selesai salat, makan siang, lanjut pamit ke pangersa dan ke putra putri Pangersa,lanjut mampir ke bandung ke rumah nya kang wenda, shalat ashar disana...abis dari situ kembali ke kegiatan sehari hari...minggu besoknya pulang lagi ke Suryalaya, lakukan kegiatan yang sama selama 40 kali, efeknya sangat dahsyat kebiasaan itu bisa di praktekan di "rumah"

Efek positifnya : hijab terbuka, rahasia langit diketahui, rahasia terjaga ( Waliyullah )
Efek negatifnya : godaannya sangat besar bisa jadi dukun. Sedangkan pekerjaan ahli tharekat yang paling jelek itu jadi dukun, menolong orang dengan pamrih, atau keluar perkataan kalau bukan karena saya orang itu gak akan sembuh, atau mengharap imbalan lebih sehingga bisa jadi sombong. Bahkan bisa kena dosa syirik kalau sudah terkena dosa syrik, sangat sulit untuk kembali, mau nangis darah juga susah kecuali dengan pertolongan doa para sahabat ( wali ), atau Guru Mursyd persisi seperti dalam manqobah.

6. Melatih Dzikir Khofi

Yang sangat sulit dilakukan dzikir khofi adalah ketika melakukan segala aktifitas, dibarengi dengan dzikir khofi, misal sambil menulis atau membaca dibarengi ingat dzikir khofi.Itu sangat Sulit dilakukan jika tidak dibiasakan Diusahakan dan dibiasakan memulai sesuatu itu awali dengan ingat ( khofi ). Kalau ditengah-tengah berhenti, ingatkan lagi, di akhir lupa ingatkan lagi.

Untuk menyiasatinya bisa pakai alarm hp yang setiap setengah jam atau satu jam sekali alarm itu berbunyi. atau bisa juga mengaplikasikan metode gambar, dengan melihat tulisan Ismu dzat, artinya kemana kita memandang dahulukan pandangan izmu dzat itu......ada metoda nya cara melatih melihat izmu dzat dengan pandangan dohir.

Sebagai contoh : ambil buku kecil dan pena kaligrafi, lalu tulis kalimat Izmu dzat keliling kertas, sampai terisi penuh, setelah penuh tulis izmu dzat besar di tengah-tengah nya, pandagi terus sampai perih menetes air mata, lakukan lagi di kertas baru, terus sampai buku /kertas berisi tulisan ismu dzat....selamat mencoba

7. Godaan Dalam Dzikir

Kata Pangersa Abah Qs kalau kita melihat sesuatu di antara yang kita lihat ( Mata Bathin ), atau ada di tengah-tengahnya maka solusinya adalah bayangkan ismu dzat itu, sehingga apa yang kita lihat terhalang dengan bayangan ismu dzat. (dari ustadz Rachman Bafadzal)

Jangan aneh kalo sedang Dzikir melihat ini atau melihat itu atau melihat sesuatu yang kita tidak pernah lihat, atau bayangan sehari hari atau kejadian kecelakaan tergambar di benak...atau merasakan sesuatu yang menjalar di tubuh.

Abaikan saja dulu dan lanjutkan dzikir , kalau kaki kesemutan biarkan aja jangan di gerakan , nanti juga akan hilang sendirisekali kali belajar duduk dzikir dengan kaki di belakan satukan dua jari jempol, awalnya sakit sekali lama lama kalau seudah terbiasa tidak terasa , Biasakan tidur miring kekanan tangan ke pipi tawashul pendek aja ( tawashul khusus pendek tapi mantap bagi yang sudah tau) bagi yang tidak tau tawasul yang tau aja lanjut baca ya latiif sampai tertidur.

8. Rahasia Awet Muda

Adalah mandi malam, dan mandi setelah bangun tidur,sebelum shalat mau jam berapa aja silahkan , bangun jam 12, jam 2, jam 3, atau jam 4 langsung mandi jangan di tunda
Mandi sehat yang dianjurkan di Pontren Suryalaya adalah mulai jam 12 malam lewat, sampai jam 3 sore...berhasiat mencegah penyakit rematik dan bikin awet muda...rahasianya sbb;

    Doa sebelum mandi ( masuk jamban ): A'udzubillahi minal khubusi wal khobais
    Diawali dengan mandi taubat, Dengan niat : Robbi anzilni munzalan mubarokan waanta khoerul munziliin.
    Setelah mandi (keluar jamban) : Alhamdulillahi ladzi adzhaba aniyaladza wa'afani ashshadu anla ilallaah wa ashadu anna muhammadarrosululloh.

9. Kiat Memancing Rizqi

Orang yang memberikan kiat ini adalah salah satu kasepuhan tqn yang umur-nya sekarang kurang lebih 80 tahun, wajahnya bersih, dan beliau adalah seorang ahli pengobatan. Masih satu angkatan dengan wakil talqin Ajengan Nasution alm beliau adalah salah satu pembimbing di bandung kasepuhan.

Kata beliau kalau mau mancing ikan itu harus dengan makanan yang di sukai ikan. Begitu juga dengan masalah rizqi, metodenya sama dengan memancing ikan. Pancing rizqi itu dengan shodaqoh/infak . Allah swt telah berjanji kalau engkau bersadakah pasti akan di lipat gandakan 10 kali lipat bahkan bisa lebih.

Untuk itu selalu Niatkan kalau mau keluar rumah dan sediakan itu sediakan selalu uang untuk sedekeh disaku atau disompet, kalau bisa jangan recehan, nanti dapatnya recehan juga, bertemu siapapun bila ada yang meminta atau gelagat orang membutuhkan uluran tangan kita, berikan dan ingat jangan di hitung-hitung dan diceritakan kepada siapa pun. 

Jauhkan dari pikiran yang demikian, perbanyak bersilaturahmi dengan membawa buah tangan atau oleh oleh kesukaan nya. Biasakan pula memberi makanan nasi dan lauk kesukaan buat tamu, seperti yang di ajarkan pangersa Abah Sepuh, ( makanya di suryalaya mau ada tamu berapa ribu orang juga tidak pernah kekurangan makanan, selalu tercukupi ) dan ingat jangan mentang-mentang ada janji Allah swt, kita menunggu hasil pekerjaan itu, atau berharap segera, mendapat rejeki berlimpah.

Lakukan itu terus menerus dan rasakan ketika mendapat suatu kenikmatan dan tercukupinya segala keperluan. Ingat di suryalaya itu di dalam mesjid nya tidak ada kotak amal, tidak seperti di mesjid pada umumnya. Itulah adalah sebuah simbol pelajaran bagi tiap muridnya.

Macam-macam Puasa kaum Sufi :
1. Puasa Wajib (Ramadan) : Puasa wajib sebulan Ramadan bagi orang-orang Islam.
2. Puasa Sunat :
  1.     Hari 'Arafah( dalam bulan Zulhijjah )
  2.     Hari 'Ashura
  3.     10 hari pertama bulan Zulhijjah
  4.     10 hari pertama bulan Muharram
  5.     Seberapa banyak hari dalam bulan sya'ban
  6.     Hari awal pada setiap bulan
  7.     Setiap pertengahan bulan
  8.     Pada setiap akhir bulan
  9.     Pada setiap 13,14 dan 15 haribulan
  10.     Pada setiap hari khamis
  11.     Pada setiap hari Jumaat
  12.     Pada setiap hari Isnin
  13.     Pada setiap Puasa selang sehari sepanjang tahun ( puasa Nabi AlloH Dawud a.s )
Dan di-Larang berpuasa pada hari-hari 'Aidil Fitri' dan 'Aidil Adha', serta setiap hari sepanjang tahun, berturut-turut hari tanpa henti. Sabda Nabi saw: " Perbendeharaan dunia ini di-persembahkan kepada ku tapi aku menolaknya, lalu berkata: " Aku akan berpuasa satu hari dan berbuka esoknya. Apabila aku makan aku memuji Engkau (AlloH) dan apabila aku berpuasa aku memohon kasih sayang dari pada-mu." Dan kemudian Nabi saw. bersabda lagi,"Tidak ada puasa yang lebih baik daripada ini."

Sumber:
1. Ustadz Achmad Syarif Hidayat
2. Ustadz Rachman Bafadzal
3. Anfas Ghoibiyah Al-Akhyar
4. Buku Ibadah ( Syech Ahmad Sohibul Wafa Tajul Arifin Qs )
5. Maklumat Pontren Suryalaya
________________________________________________________________
Catatan Kaki:
Dalil Hadits rahasia Amalan 40 hari : puasa, ibadah, tawajuhhan dzikir, dakwah

Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :
Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).
 
1. Imam at Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, ia mengatakan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
 
“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani (wahabi majnun) di kitab Shahih Al Jami’ II/1089, Al-Silsilah al-Shahihah: IV/629 dan VI/314).
 
2. hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dari Anas bin Malik radliyallah ‘anhu:
مَنْ وَاظَبَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوْبَةِ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً لا تَفُوْتُهُ رَكْعَةٌ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِهَا بَرَاءَتَيْنِ، بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ  “Siapa yang menekuni (menjaga dengan teratur) shalat-shalat wajib selama 40 malam, tidak pernah tertinggal satu raka’atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan.” (HR. Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, no. 2746)
 
3. Dalam kitab syarah al-hikam
Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.
 
4. Hadits qudsy shahih Riwayat Hakim
Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]
Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27, Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.

5. Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).
Allah mewahyukan kepada Isa untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus.
 
6- Dalam hadis qudsi, Nabi Isa as. Juga bersabda:
“Isa As. berkata: “Buat kalian tidak ada gunanya mendapat ilmu yang belum kalian ketahui, selama kalian tidak beramal dengan ilmu yang telah kalian ketahui. Terlalu banyak ilmu hanya menumbuhkan kesombongan kalau kalian tidak beramal sesuai dengannya.” [ Diriwayatkan oleh (Abu 'Abdallah Ahmad bin Muhammad al-Syaibani) Ibn Hanbal (... – 241 H), Kitab al-Zuhd, 327. Dan (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad) Al-Ghazali (... - 505 H), Ihya' 'Ulum al-Din, 1:69-70].
 
Read more

Perbedaan Dzikir Jahr dan Dzikir Khofi

Dan dzikir itu ada dua macam (jahar dan khofiy) supaya Lathifah-lathifahnya tersebut bisa terus berdzikir. Dzikir yang diucapkan dalam perasaan (hati) ucapannya berbeda dengan dzikir yang di lisankan (Laa ilaaha illAllah). Adapun yang di dalam hati akan diolah dalam tujuh tempat tapi untuk saat ini hanya dalam satu tempat saja, yaitu di dada sebelah kiri kira-kira dua jari bawah punting susu yang di situ ada perasaan yang namanya Lathifatul Qolby.

Di sinilah perasaan yang membolak-balikkan (yuqolibullohu kaifa sya’a), membolak-balikkan perasaan dalam Lathifatul Qolby dari Allah seakan-akan itu Nur Allah Sendiri. Kadang-kadang senang, kadang-kadang loba, kadang-kadang pelit, kadang-kadang benci dan kadang-kadang tidak benci, semunya itu dari perasaan. Nah, kita olah dahulu Lathifatul Qolby dengan dzikir Allah… Allah… supaya hati bisa menyebut Allahu… Allah.

Sebelumnya mari kita tawasul kepada para guru (Guru Mursyid) khususnya Kanjeng Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani dan lepada seluruh guru sampai kepada Syeikhina wa Mursyidina Ahmad Shohibul wafa Tadjul Arifin atau Abah Anom. Lahum Al-Fatihah…

Setelah kita bertawasul, kita membaca istighfar (memohon ampunan) kepada Allah dan bertaubat kepada Allah, istighfarnya yaitu, “Astaghfirullooha Rabbiy min kulli dzanbin wa atuubu ilaih” (Aku mohon ampun kepada Allah, Tuhan Pemeliharaku, dari semua dosa, dan aku bertaubat kepada-Nya).

Setealh istighfar, kita membaca Sholawat (seperti pada tahiyyat). Mari kita baca bersama-sama; “Astaghfirullooha Rabbiy min kulli dzanbin wa atuubu ilaih…3x. Alloohumma sholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali Sayyidinaa Muhammad … fil ‘alamiena innaka hamiedun majied. Ilaahiy Anta Maqshhudiy wa ridloka mathluubiy a’thieniy mahabbataka wa ma’rifatak”.

Syaratnya harus menundukkan kepala, mata terpejam, mulut tertutup tidak bergerak dan gigi menggigit (terkatup) sehingga lidah bisa menempel ke atas langit-kangit. Mulai dengan memandang ke sebelah kiri, yaitu bawah puting susu, silakan tunjuk dengan jari kalian masing-masing kira-kira dua jari bawah puting susu. Konsentrasikan, pusatkan perasaan (bayangan). Kita mulai, dzikirnya; “Allahu… Allah…”. Jangan dilisankan, jangan pula menggerakkan mulut; “Allahu… Allah…”. Dalam hati, dalam Lathifatul Qolby, tundukkan kepala dengan kuat dan yakinlah bahwa penglihatan Allah, pendengaran Allah menyertai kita, ketentuan dan kehendak Allah juga terus menyertai kita; “Allahu… Allah…”.

Kita pasrahkan semua masalah, kita rasakan bahwa semua itu dari Allah dan kita kembalikan kepada Allah; “Allahu Allah…”. Seluruh perasaan, seluruh angan-angan kita kumpulkan menjadi satu di sebelah kiri kemudian kita gempur di dalamnya sekeras-kerasnya dalam angan-angan hati; “Allahu… Allah…”. Rasakan bahwa kita hina, kita celaka jika hati kita tetap berperasaan dan berangan-angan duniawi, “Qod aflaha man tazakkay waqod khoba man dassaahaa” (Sungguh beruntung orang yang membersihkan hatinya dari perasaan yang kotor dan sungguh celaka orang mengotorinya). Ayo terus ucapkan dalam hati; “Allahu… Allah…”. Timbulnya angan-angan, yang mewujudkan juga Allah, timbulnya perasaan yang menimbulkan juga Allah; “Allahu… Allah…”.

Dzikir ini dilakukan bersama masuk dan keluarnya nafas sehingga nafasnya diatur, masuknya dari sedikit dan begitu pula dengan keluarnya dengan diiringi dzikir “Allahu… Allah…”. keluarnya nafas, sertailah dengan; “Allahu… Allah..”.

Masuknya nafas juga tetap kita iringi dengan “Allahu… Allah…”. Kita serahkan semua perkara kepada Allah, yaitu Allah yang Maha Pemberi, Allah yang Maha Mencukupi, Allah yang Maha Menentukan; “Allahu… Allah…”, kita pasrah, “Waman yatawakkal ‘alAllahi fahuwa hasbuh” (Barangsiapa bertawakkal kepada Allah maka Allah cukup baginya). Pada hakekatnya Allahlah yang menyampaikan semua perkara; “Allahu… Allah… Allahu… Allah .., Laa ilaaha illAllah, Sayyiduna Muhammadun Rasululloh dholAllahu ‘alaihi wassalam”.

Para Bapak dan semua hadirin, dzikir khofi seperti ini adalah menurut Thoreqot Naqsyabandiyyah. Yang demikian ini tidak ada batasan, tidak dibatasi 165 kali atau 1000 kali, tapi harus terus kita usahakan. Jika kita lupa, maka kita sebut kembali dengan Allahu… Allah dalam hati sehingga jangan sampai kita sering ghoflah (lalai).
Firman Allah, “Wadzkur Rabbaka fiy nafsika tadlorru’an wakhiefatan waduunal jahri minal qauli bighuduwwi wal aashool wallaa takun minal ghoofilien” (Sebutlah nama Tuhanmu dalam kesendirianmu dengan menunduk, penuh rasa takut dan dengan tanpa mengeraskan suara (dzikir dalam hati) di waktu pagi dan sore dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai).

Tang demikian ini adalah bertujuan supaya ketika sedang berbincang-bincang dengan teman, mencangkul, jual-beli, hati kita tetap bisa dzikir kepada Allah sehingga usaha kita jika jalan kaki misalnya, maka kaki tersebut kita gunakan untuk berdzikir kepada Allah.

Saat kita melangkahkan kaki kanan-kiri, dalam hati kita menyebut Allahu… Allah. Begitu pula dengan ayunan tangan saat kita berjalan juga kita gunakan untuk berdzikir Allahu… Allah dalam hati. Mendengar detak jarum jam juga kita gunakan sebagai alat dzikir Allahu… Allah. Mendengar instrumental (alat musik) juga kita gunakan sebagai alat dzikir Allahu… Allah. Jadi semua keadaan yang terjadi di alam ini bisa kita jadikan sebagai alat dzikir kepada Allah SWT. Apabila mampu seperti ini barulah orang itu bisa tidak berhenti dari dzikir meski hanya satu kedipan mata. Mudah-mudahan kita dijadikan golongan orang-orang yang dapat berdzikir krpada Allah SWT. ["Amien..."].

Allahuma ij’alana minadz dzaakiriena wadz dzaakirot.
Allahumma nawwir qulubana bikulli hidayatika kama nawwarta binuri syamsika abadan abadan.
Robbana taqobbal minna innaka Antas Samie’ul ‘Alaiem watub ‘alaina innaka Anta Tawwabur Rohiem.
Robbana dholamna anfusana wa inlam taghfir lana watarhamna lanakunanna minal khosirien.
Robbana atina fid dunya hasanatan wafil akhiroti hasanatan wa qina adzaban naar, wa adkhilna jannata ma’al abror Ya ‘Aziezu Ya ghoffar. Wa sholAllahu ‘alaa
Sayyidina Muhammadin an-nabiyyil umiyyi wa a’alaa alihi wa shohbihi wa azwajihi wa dzurriyyatihi wa ahli baitihi ajma’ien wasallam.
Subhana Roobika Robbil ‘Izzati ‘amma yashifuun wa salamun ‘alal mursalien wal hamdulullahi Robbil ‘alamien.
Read more

Proses Talqin (Bai'at) Dzikir

Mari kita mulai dengan membaca bersama-sama mengikuti apa yang kami ucapkan, “A’uudzu billaahi minasys yaithonir rojiem. Bismillaahir Rohmaanir Rohiem. Ushiekum ‘ibaadallooh wa iyyaaya bitaqwallooh. Allahumma iftahliy bifttuuhil ‘arifien 3x. Bismillaahi walhamdulillaahi ash-sholaatu was-salaamu ‘alal habiebil ‘aliyyil ‘adhiem sayyidinaa Muhammadin alHadiy ilay shiroothil mustaqiem. Astaghfirulloohal ghofuuror Rohiem 3x. Allahumma sholli ‘alay Sayyidinaa Muhammadin wa’alay aalihi washohbihi wasallim 3x. Ilaahiy Anta maqshuudiy waridloka mathluubiy a’thiniy mahabbataka wama’rifataka”.

Kalimah di atas kalian tidak perlu menghafal, yang perlu dihafalkan adalah tuntuna dzikir di Kitab Uquudul Jumaan. Marilah kita mempersipakan membaca kalimat Laa ilaaha illAllah dengan cara pejamkan mata supaya kita bisa konsentrasi dengan merasakan bahwa pendengaran Allah, penglihatan Allah, ketentuan Allah menembus dalam hati sanubari kita. Sesudah itu dengan suara yang kuat melebihi dari perasaan yang lain dan dengan pukulan yang kencang saat memukul ke sebelah kiri. Saat membaca kalimat IlAllah dipukulkan ke sebelah kiri. Kaliamat Laa ditarik dari bawah pusar sampai ke otak belakang, Ilaaha dipukulkan ke sebelah kanan dan IlAllah dipukulkan ke sebelah kiri. Mari kita mulai;

“Laa ilaaha illAllah…”. Jangan ragu-ragu, kita harus tanamkan keyakinan sebab tidak bisa keyakinan bercampur dengan keraguan, harus sungguh-sungguh yakin, “Falyastajibuuliy walyu’minuubiy la’alahum yarsyuduun”, harus percaya penuh, jangan ditambah dengan keraguan. Mari kita teruskan lagi; “Laa ilaaha illAllah… 2x Sayyiduna Muhammadun Rasululloh sholAllahu ‘alaihi wasalam”.

Ini yang disebut dengan dzikir jahr (dzikir dengan lisan) menurut dzikir Thoreqot Qodiriyyah, yaitu Thoreqotnya Kanjeng Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani. Beliau mengatakan dalam kitab Manaqibnya yang dinamakan Nurul Burhan, “Ma marro muslimuuna ‘alaa madrosatiy illaa khofafAllahu adzabah”. Artinya, “Tidak ada orang-orang islam yang mau belajar di madrasahku (Thoreqotku, Thoriqot Qodiriyyah) kecuali Allah ringankan siksaannya”.

Setelah mengambil talqin ini kalian harus berdzikir Laa ilaaha illAllah setiap selesai sholat fardlu sebanyak 165 kali. Jika ada keperluan, ada udzur, ada kesibukan, maka cukup dilakukaan 3 kali kemudian ditutup dengan Sayyiduna Muhammadun Rasululloh SAW, tapi di waktu senggang maka 165 kali tersebut harus diwiridkan penuh karena seperti tadi kami sampaikan hitungan sejumlah itu adalah ‘adadul barokah (hitungan yang memberkahi). Nah, apa kita perlu meninggalkan hitungan yang memberkahi sehingga tidak menjadi berkah? Sebaiknya kita genapkan hitungan yang memberkahi supaya menjadi berkah. Semua itu harus menggunakan kesadaran.
Read more

Belajar Dzikir Kepada Allah

Inilah tujuan talqin dzikir kalimat Laa ilaaha illAllah (diucapkan secra lisan) dan dzikir Allahu Allah (diucapkan di dalam hati), yaitu supaya hati kita bersih. Jika kita sudah bersih maka Allah yang Maha Segalanya akan dapat dirasakan di dalam hatinya. Maksudnya bukan Dzat-Nya Allah, tapi ‘aunillah (pertolongan Allah), karunia Allah, pemberian Allah, kekasih Allah, akan terasa dalam hati pedzikir tadi. “Ana ‘inda dhonni ‘abdi biy idza dzakaroniy”.

Maksud dalam Hadits Qudsi tersebut yaitu ketika hamba mulai mengerti Sifat-sifat Allah dan Asma-Asma Allah yang Maha kaya dan Maha Pemberi kekayaan, yang Ada dan yang Mengadakan, yang Aman dan Mengamankan, yang Maha Kuat dan Perkasa, semuanya Sifat Allah itu didekatkan kepada orang yang berprasangka demikian kepada Allah. “Wa idza dzakaroniy fiy nafsihi dzakartuhu fiy nafsiy” (Jika hamba tersebut menyebut-Ku dalam kesendiriannya yaitu dalam hatinya, Aku juga akan menyebutnya, memperhatikannya dalam Dzat-Ku).

“Wa idza dzakaroniy fiy malain dzakartuhu fiy malain khoirin” (Jika hamba itu menyebut-Ku dalam suasana ramai, sibuk, Allah juga akan menyebutnya, memperhatikannya dalam suasana ramai yang lebih baik dari itu, yaitu di hari ketika manusia dibangkitkan). Maka kita belajar berdzikir itu tidaklah mudah, perlu ilmu, perlu perjuangan.

Cara pembacaan Laailaaha illAllah adalah ditarik dari bawah pusar kemudian terus ke atas hingga getaran suaranya terasa menguras semua perasaan di tengah-tengah badan. Demikian itu untuk membentengi pikiran selain Allah, karena syetan hendak masuk melalui tengah-tengah badan kita. “la-atiyannahum min baini aidihim wamin kholfihim wa ‘an ‘aimamihim wa ‘an syama’ilihim”. Sungguh aku (syetan) akan datang kepada mereka (untuk menggoda mereka) dari depan, dari belakang, dari kanan dan kiri. Jadi syetan masuk melalui tiga arah, yaitu tengah-tengah dada, rusuk dan seluruh tuhuh dan syetan mengancam manusia terus.

Setelah syetan tidak bisa masuk melalui depan, syetan melalui sebelah kanan, yaitu Lathifatul Khofy dan Lathifatur Ruh. Jika itu tidak bisa maka syetan masuk melalui sebelah kiri, yaitu Lathifatus Siiry dan Lathifatul Qolby. Demikian itu syetan ingin agar Allah tidak mendapatkan satupun manusia yang bisa bersyukur. Mengapa demikian? Karena syetan ingin agar manusia berkeluh kesah terus karena keluh kesah adalah pangkal susah dan syukur adalah pangkal tambah nikmat, “La’in syakartum

la’aziedannakum wala’in kafartum inna adzabiy lasyadied”.

Jadi kuncinya ada pada syukur dan tujuan dzikir adalah supaya kita bisa bersyukur. Dan syukur itu tidak hanya diucapkan dalam lisan, karena menurut Imam Ghozali, syukur itu ada tiga tingkatan, yaitu syukur bil lisan, syukur bil jawarih dan syukur bil jannan. Dan paling sulit adalah syukur bil jannan (syukur dengan perasaan). Banyak orang lisannya membaca Alhamdulillah, tapi dalam hatinya berkeluh kesah.

Demikian itu namanya syukur yang dusta. Jika demikian tentunya juga tidak mungkin bagi Allah untuk menambah kenikmatan. Jadi kalau kita sudah sempurna syukur kita, yaitu syukur bil lisan, syukur bil jawari’ dan syukur bil jannan, barulah La’aziedannakum ( Aku, kata Allah, akan menambah nikmat-Ku kepada kalian). Tapi jika kufur Inna ‘adzabiy lasyadied (sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih). Kesusahan (siksa) itu juga tidak hanya cukup sampai di situ, tapi terus dan terus ilaa yaumil qiyamah (sampai hari kiamat).
Read more

Belajar Mengenali Nafsu

Belajar mengenali nafsu yang jumlahnya sedikit, jumlahnya tujuh dan pada tempatnya yang tujuh ini tidak lain latihannya adalah dengan menggunakan dzikir kepada Allah. Syeikh Ibnu Atho’illah dalam Syarah Al-Hikam mengatakan; “Wa man lam yajid maqomahu fal yujahid bilyahdloh wal ahkam”. Maksudnya, barangsiapa yang belum bisa menemukan maqom (kedudukannya) di waktu kita shalat, maqom munajat belum pernah kita temu, saat shalat dimulai Allahu Akbar ruhnya keluar melayang-layang menengok ke sawah, menengok ke kantor, maka nanti kita begitu dikunci mulutnya kemudian tangan-tangan kita membuka catatan amal, akan terlihat seluruh gerak-gerak kita dari akil baligh sampai meninggal.

Ketika kalian shalat Allahu Akbar, dalamnya [ingatannya] jebol keluar melayang-layang ke mana-mana. Demikian itu setiap saat. Artinya orang itu belum bisa muqim (menduduki maqom) munajat kepada Allah SWT sehingga perasaannnya tetap keluyuran.

Mekipuan ketika shalat jasadnya tidak bergerak sampai salam, tapi angan-angannya melongok keluar. Jadi kalian ketika shalat itu seperti orang tidur, meskipun jasadnya tidak bergerak tapi ruhnya keluar gentayangan. Ruh kalian gentayangan seperti yang terlihat pada film-film ‘mistik’ yang kita saksikan di layar TV. Memang yang namanya ruh itu ada dua macam, ada ruh fuady dan ruh jasady.

Selama ruh fuady belum keluar dari jasad maka orangnya belum akan mati. Tapi jika ruh jasady nya keluar, tubuhnyanya tidak merasakan apa-apa namun ruhnya melihat ke mana-mana, sama seperti saat kalian tidur (mimpi pergi dan melihat ke mana-mana). Kalian ternyata masih seperti itu, tidurnya seperti itu, shalatnya juga seperti tidur [tidak shalat dalam keadaan sadar].

Makanya mulai saat inilah kita belajar dzikir kepada Allah supaya shalat bisa ingat Allah, dzikir juga bisa benar-benar ingat Allah, segala sesuatunya kita juga bisa ingat kepada perintah Allah. Nah, cara belajarnya harus dengan kalimat dzikir Laailaaha illAllah sebagaimana tadi telah disinggung oleh Bapak Anhari dari KORWIL, yaitu; “Afdlolu dzikri fa’lam annahu Laa ilaaha illAllah”. Sampai diriwayatkan oleh ahli hadits dalam Kitabnya yaitu Ihtisarul ‘Ibad. Di situ dalam bab kalimat Laa ilaaha illAllah disebutkan;
“Laa yaqtadiru ‘alal ‘abdi min man qoola Laa ilaaha illAllah [miata marroh, red] illaa man qoola bimitslihi au zaadahu”. Tidak ada yang bisa mengimbangi orang yang membaca Laa ilaaha illAllah (100x), meskipun telah membaca wirid ini atau wirid itu seribu kali, kecuali orang membaca kalimah yang sama dengan jumlah (kualitas) yang sama atau lebih.

Makanya dalam Tarekhat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah diajarkan membaca Laa ilaaha illAllah sebanyak 165 kali [lebih dari 100 x, red]. Menurut Waly Mursyid dalam hal itu [hitungan 165, red] ada ‘adadul barokah, yaitu hitungan yang membawa berkah. Jika kalian hanya membaca 100 kali, maka bacaannya itu baru pas-pasan saja namun belum dapat menandingi kebaikan orang yang membaca 100 x, sehingga belum mendapatkan keberkahan yang melimpah.

Tapi jika kalian membacanya sampai 165 kali [lebih dari 100, red] maka itu adalah ‘adadul barokah (hitungan yang telah memberkahi). Makanya jika membaca Laailaaha illAllah, sebaiknya paling sedikit 165 kali [supaya lebih dari cukup, red], lebih dari itu tentunya lebih baik. Tapi tidak harus dibaca begitu saja [harus digurukan, supaya tepat sasaran, red].

Kanjeng Nabi bersabda; “Asyaddun naasi yaumul qiyaamati bisyafa’atiy man qoola Laa ilaaha illAllah kholishon mukhlishon min qolbih” (Manusia yang paling beruntung pada hari kiamat dengan menerima syafa’atku adalah orang yang bisa membaca Laa ilaaha illAllah dengan ikhlas, yaitu yang keluar dari hati yang telah bersih dari ingatan ‘selain Allah’). Bagaimana cara membersihkan hati dari ingatan selain Allah sementara uneg-uneg (ingatan) kepada selain Allah mengalir terus dalam hatinya?

Makanya kalimat Laa ini ditarik dari bawah pusar, dari bagian badan yang paling rendah kira-kira sampai terasa getaran suaranya pada tengah-tengah dada kemudian putarkan ke atas sampai kepala yaitu dari kening (antara dua alis) sampai ke kepala bagian belakang. Itu kalimat Laa. Karena membayangkan kalimat Laa yang bergetar pada tengah-tengah dada itulah, sehingga uneg-uneg yang lain tidak lagi diperlukan. Karena terpancang oleh pemasangan kalimat Laa, menyebabkan semua uneg-uneg (perasaan) yang ada di tengah-tengah dada mulai hilang.

Kalimat Ilaaha [dari kepala, red] kemudian dijatuhkan ke dada sebelah kanan sebab sumber perasaan (uneg-uneg) itu juga ada yang terletak di sebelah kanan yang berjumlah dua, yaitu Lathifatul Khofy dan Lathifatur Ruh. Ilaaha kita jatuhkan bukan hanya menyentuh Lathifah sebelah kanan saja tapi juga membawa kotoran yang ada di kepala kita kemudian kita jatuhkan. IllAllah juga membawa semua perasaan yang ada di kepala, kemudian kita jatuhkan ke lathifah (dada) sebelah kiri bidlorbin syadidin wa shautin qowiyyin (dengan pukulan yang keras dan suara yang kuat).

Kalimat Laa ditarik dari bawah pusar kira-kira sampai ke tengah-tengah badan, putarkan dulu di tengah-tengah dada kemudian ditarik ke atas sampai antara dua alis dan tembus hingga kepala bagian belakang sambil menggiring kotoran (perasaan) yang tidak baik dan setelah kotoran terkumpul jatuhkan ke sebelah kanan bersama kalimat Ilaaha dan ke sebelah kiri bersama kalimat IllAllah.

Demikian itu sambil membayangkan makna kalimat Laa ilaaha illAllah tersebut bahwa Laa maqshuda illallloh (tidak ada yang dituju selain Allah). Jadi menggambarkan kalimat itu juga tujaannya hanya Allah. Saat menjatuhkan pukulan ke sebelah kanan tujuannya hanya Allah dan saat menjatuhkan pukulan ke sebelah kiri tujuannya juga hanya Allah.

Jangan diartikan secara harfiyyah [dan sepotong sepotong, red] Jika diartikan secara harfiah saja, Laa artinya tidak ada, Ilaaha artinya Tuhan dan illAllah artinya selain Allah. Jika kalian membaca dengan mengartikannya secara harfiyyah Laa Ilaaha kemudian kalian meninggal berarti kalian mengartikannya adalah tidak ada Tuhan. Jika hal itu terjadi berarti kalian mati dalam keadaan tidak beriman.

Makanya angan-angankanlah Laa ilaaha illAllah dengan makna Laa maqshuda illAllah; setiap hurufnya kalian maqsudkanlah (angankan) sebagai Allah, sebab “Kullu ma’nal kutubu yujma’u fil Qur-an wama’nal qur-anu yujma’u fil suratil fatihati wama’nal fatihati yujma’u filbasmalati wama’nal basmalati yujma’u fil bi bi kaana maa kaana wa bi yaqulu man yaqulu”. Jadi makna setiap huruf Al-Qur’an adalah Allah, yaitu Allah Yang Mengadakan. Jadi maknanya sudah faham kan?

Kita ini sebenarnya seperti sudah mulai memasuki kelas menengah (mutawasith) yang sudah mulai memaknai kalimat Laa ilaaha illAllah dengan Laa maqshuda illAllah (tidak ada yang dituju selain Allah) sebab [ketika di sekolah dasar, red] kita telah yakin bahwa laailaaha illAllah itu bermakna “tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah”. Dan nanti di sekolah tingkat atas [kalimat Laailaaha illAllah dengan makna Tiada yang dituju selain Allah, red] masih bisa ditingkatkan lagi maknanya menjadi Laa mawjuda illAllah (tidak yang mewujudkan selain Allah). Maqom fana billah akan mulai dimasuki pada Laailaaha illAllah yang bermakna Laa mawjuuda illAllah ini.

Allah jugalah yang mewujudkan pusing di kepala. Segala perasaan kita yang mewujudkan adalah juga Allah. Karena itu kita serahkan saja semuanya kepada Allah, lisannya mengucapkan Laa ilaaha illAllah dan hatinya mengucapkan Allahu Allah.

Demikian itu baru kholishon mukhlishon min qolbih Semua perasaaan selain Allah mulai menjadi bersih karena di dalam hatinya telah diisi Allahu Allah yang ditempatkan pada Lathifah-lathifah yang jumlah ada tujuh tempat. Tiga Lathifah ada ditengah-tengah badan sampai pada kepala, yang dua di sebelah kanan dan dua yang lain di sebelah kiri.

Gerakan dan pukulan harus tepat saat mengucapkan Laa ilaah illAllah dengan hati terus mengucapkan Allahu Allah. Bila telah demikian semuanya akan menjadi mudah, menangispun bukan masalah sebab itu yang mewujudkan Allah, disengat nyamuk terasa sakit, sakitnya itu yang mewujudkan juga Allah, semuanya menjadi mudah kita serahkan kepada Allah.laa yabqoo ‘alaa wajhil ardli man yaqulu Allahu Allah” (Tidak akan terjadi kiamat kecuali tidak ada lagi di permukaan bumi orang yang mengucapkan Allahu Allah). Ini haditsnya persis menggunakan Allahu Allah, tidak hanya ucapan Allah (tapi tidak bermakna Allah), itu bukan, tapi Allah yang maknanya juga Allah.

Kadang-kadang kita menyebut Allah tapi dalam hati ternyata berbuat sembrono, membaca Allah tapi dalam hatinya kurang ajar, membaca Allah tapi dalamnya syetan. Jadi seperti orang tua yang disakiti oleh anak kecil lalu berteriak “Allah…..” sambil menyentlik (disertai marah-marah). Itu berarti ucapan Allah yang tidak benar. Nah, yang kita inginkan ini adalah ucapan Allah yang di dalamnya juga Allah, Allah yang hakekatnya Allah, Allah yang Huwa Allah, bukan Allah dalam bentuk yang lain baik itu pangkat duniawi dan lain sebagainya tapi Allah yang Allah. Makanya dzikirnya Allahu Allah [Allah itu Allah, red].
Read more