Proses Talqin (Bai'at) Dzikir

Mari kita mulai dengan membaca bersama-sama mengikuti apa yang kami ucapkan, “A’uudzu billaahi minasys yaithonir rojiem. Bismillaahir Rohmaanir Rohiem. Ushiekum ‘ibaadallooh wa iyyaaya bitaqwallooh. Allahumma iftahliy bifttuuhil ‘arifien 3x. Bismillaahi walhamdulillaahi ash-sholaatu was-salaamu ‘alal habiebil ‘aliyyil ‘adhiem sayyidinaa Muhammadin alHadiy ilay shiroothil mustaqiem. Astaghfirulloohal ghofuuror Rohiem 3x. Allahumma sholli ‘alay Sayyidinaa Muhammadin wa’alay aalihi washohbihi wasallim 3x. Ilaahiy Anta maqshuudiy waridloka mathluubiy a’thiniy mahabbataka wama’rifataka”.

Kalimah di atas kalian tidak perlu menghafal, yang perlu dihafalkan adalah tuntuna dzikir di Kitab Uquudul Jumaan. Marilah kita mempersipakan membaca kalimat Laa ilaaha illAllah dengan cara pejamkan mata supaya kita bisa konsentrasi dengan merasakan bahwa pendengaran Allah, penglihatan Allah, ketentuan Allah menembus dalam hati sanubari kita. Sesudah itu dengan suara yang kuat melebihi dari perasaan yang lain dan dengan pukulan yang kencang saat memukul ke sebelah kiri. Saat membaca kalimat IlAllah dipukulkan ke sebelah kiri. Kaliamat Laa ditarik dari bawah pusar sampai ke otak belakang, Ilaaha dipukulkan ke sebelah kanan dan IlAllah dipukulkan ke sebelah kiri. Mari kita mulai;

“Laa ilaaha illAllah…”. Jangan ragu-ragu, kita harus tanamkan keyakinan sebab tidak bisa keyakinan bercampur dengan keraguan, harus sungguh-sungguh yakin, “Falyastajibuuliy walyu’minuubiy la’alahum yarsyuduun”, harus percaya penuh, jangan ditambah dengan keraguan. Mari kita teruskan lagi; “Laa ilaaha illAllah… 2x Sayyiduna Muhammadun Rasululloh sholAllahu ‘alaihi wasalam”.

Ini yang disebut dengan dzikir jahr (dzikir dengan lisan) menurut dzikir Thoreqot Qodiriyyah, yaitu Thoreqotnya Kanjeng Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani. Beliau mengatakan dalam kitab Manaqibnya yang dinamakan Nurul Burhan, “Ma marro muslimuuna ‘alaa madrosatiy illaa khofafAllahu adzabah”. Artinya, “Tidak ada orang-orang islam yang mau belajar di madrasahku (Thoreqotku, Thoriqot Qodiriyyah) kecuali Allah ringankan siksaannya”.

Setelah mengambil talqin ini kalian harus berdzikir Laa ilaaha illAllah setiap selesai sholat fardlu sebanyak 165 kali. Jika ada keperluan, ada udzur, ada kesibukan, maka cukup dilakukaan 3 kali kemudian ditutup dengan Sayyiduna Muhammadun Rasululloh SAW, tapi di waktu senggang maka 165 kali tersebut harus diwiridkan penuh karena seperti tadi kami sampaikan hitungan sejumlah itu adalah ‘adadul barokah (hitungan yang memberkahi). Nah, apa kita perlu meninggalkan hitungan yang memberkahi sehingga tidak menjadi berkah? Sebaiknya kita genapkan hitungan yang memberkahi supaya menjadi berkah. Semua itu harus menggunakan kesadaran.